"Setiap individu sebenarnya adalah monster berkepala banyak." Kalimat ini pertama kali kudengar dari seorang fasilitator andalan, dan hari ini abangku mengucapkan kalimat yang serupa, mengomentari problem yang sedang kuhadapi akhir-akhir ini. Dalam setiap occasion, setiap individu bebas memainkan peran apapun yang ingin dia mainkan. Ingin menjadi Mr. Right? bisa…ingin menjadi Ms. Perfect? bisa…ingin menjadi ‘monster’ pun juga bisa. Entah itu di dalam rapat kecil di kantor, dalam pertemuan-pertemuan, bahkan di dalam kehidupan sehari-hari. Siapa yang bisa melarang? Setiap individu memiliki kehendak yang sebebas-bebasnya…namun bukan kebebasan yang tidak terbatas. Batas kebebasan seorang individu adalah kebebasan individu lainnya. Misalnya, kita bebas saja merokok…tapi kebebasan itu dibatasi oleh kebebasan individu lain untuk menikmati udara yang sehat di sekitarnya.
Kebebasan yang sejati ataupun kebebasan yang absolut adalah kegilaan (insanity), seperti digambarkan oleh Paulo Coelho dalam bukunya Veronica Decides to Die. Insane people bebas melakukan apa saja tanpa ada yang protes, karena tentu saja dia tidak sadar dengan apa yang dilakukan dan tentu saja orang memakluminya. Mereka dengan demikian bebas nilai. Tidak demikian dengan orang yang sane. Untuk menjadi sane ada harga yang harus kita bayar…misalnya harus mematuhi universal values yang disepakati secara umum, walaupun ada nilai-nilai yang juga masih menjadi perdebatan, akibat pengaruh budaya masyarakat yang patriarkis misalnya.
"Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah" [Achmad Albar]